Friday, April 6, 2007

Hunter



SEBUAH RUMAH MEWAH TEPI PANTAI - SIANG
Andreas, seorang pria muda yang nampak menarik. Berbicara dengan seorang anak buahnya di geladak bersama seorang anak buahnya.
Andreas berpaling.
Sebuah heli nampak melintas cepat. Wajah Andreas sesaat nampak bertanya-tanya.
Heli itu berputar sebentar sebelum akhirnya mendarat di helicap pulau kecil itu. Dari heli, Bram, Ken dan Erwin berlari keluar. Ketiganya menuju dimana Andreas berada.

Setelah dekat, Bram mengulurkan sebuah amplop putih. Surat resmi penangkapan dirinya. Andreas membaca isinya ragu. Bram mengamit lengan Andreas. Andreas menahan tangan Bram menolak untuk diborgol secara halus. Bram mengangguk. Ketiga petugas itu membawa Andreas bersama mereka. Andreas ditangkap.
Dari dalam rumah pantai Andreas. Seseorang menyibak tirai jendela. Melihat Andreas berlalu pergi bersama ketiga petugas hukum itu.
Erwin ke wajah reserse muda itu.
Erwin sedang mengetik di mejanya, disebelahnya Ken sedang membahas sebuah berkas dengan seorang reserse lain. Suasana kantor itu tidak terlalu ramai. Beberapa reserse nampak selain Ken dan Erwin.
Ken dan Erwin berdiri karena dipanggil Letnan Bram. Wajah Letnan ini nampak tenang walaupun sinar matanya tidak menutupi kegembiraannya. Sukses yang diraih anak buahnya dalam mengejar hingga mengirim Andreas ke meja hijau berhasil.
BRAM :
Erwin, Kenjiro.....selamat ya, kalian berhasil mengumpulkan bukti sehingga Andreas bisa diadili sekarang.

ERWIN & KEN :
Terima kasih Letnan.

ERWIN :
Sidang Andreas dimulai besok, kan ?

BRAM :
Betul...tapi tidak berarti tugas kalian selesai...kalian harus membantu kejaksaan jika mereka membutuhkan bukti-bukti baru...

KEN :
Tetapi sejak kita tangkap Andreas masih tutup mulut soal organisasinya
Sedangkan sasaran kita adalah menggulung sindikat itu.

BRAM :
Makanya aku bilang tadi tugas kalian belum selesai.

bersambung..